Sabtu, 25 Februari 2012

The Great Things


Judul           : The Great Things
Author         : Choi Ah Ra (saya ^___^)
Main cast     : Kwon Yuri
                     Choi Minho
                     Jung Ill Woo
                     Choi Sooyoung
Suporting     : Tiffany
                      Yuri’s eomma
                      Yuri’s sister
Genre           : Comedy and Romance

          Ini ff pertama saya, tujuan pelaku uta
manya belum jelas tapi saya harap anda meninggalkan sebuah kritikan yang mendukungˆˆ  tolong tinggalkan komen readers

 
          'Buuuuk...' suara pukulan Yuri terdengar sangat keras. Orang yang Yuri pukul merintih kesakitan seperti nya itu menjadi pukulan Yuri yang pertama dan sangat keras sekali.
            "Mianhae, tanganku ini tidak mau berhenti diam" Yuri menunduk sambil tersenyum licik "Luka itu sembuh sekitar 4 hingga lima hari. Ah anni, mungkin juga bisa lebih" Yuri pergi menuju seorang yeoja yang sedang melongo histeris.
          "Kenapa?" tanya yeoja itu, tapi Yuri ternyata hanya melewatinya saja "Hanya karna dia meninggalkanmu karena kesalahanmu sendiri? Itu sangat tidak masuk akal"

          Ill woo pov
          "Apa kau sudah menjelaskannya?" Sooyoung bertanya sambil mengobati luka dipipiku. aku hanya menggelengkan kepala "Aish..." Sooyoung pergi dengan kesal.
          "Mianhae chagi aku tidak tega" Aku mencoba menghentikannya.
          "Lupakan" Sooyoung mengibaskan tangannya, lalu pergi dan menghilang.
          Aku menarik nafas panjang, kukira kejadiannya tidak akan seperti ini. Ill woo babbo, kenapa waktu itu aku tidak menjelaskannya langsung. Aaaarrrggghhh.. tidak berjalan dengan lancar. Ottokhae amma? Aku butuh amma.
          'Braaaak....' Pintu kamarku terbuka lebar dan Fany masuk sambil tersenyum jail.
          "Hey, what's going on?" Fany menyenggol tangan kananku "Haha benarkah dia sekuat itu? Bisa aku bayangkan wajahmu yang dipukul oleh nya hahaha" Fany tertawa terbahak bahak.
          "Jinjja? Kau senang?" Aku melototinya.
          "Tentu saja sangat senang, chingu ku itu hebat sekali. dia menjatuhkanmu dengan sekali pukulan" Fany mempraktekannya didepanku sambil tertawa.
          "Lain kali aku akan bawa armour untuk menjaga wajah dan tubuhku ini" Aku berbicara ketus.
          "Araseo, aku akan membelikannya untukmu" Fany tertawa dengan wajah menghina.

          Sooyoung pov
          Wanita aneh, aku ingin sekali membalas dengan menuntutnya tapi sepertinya percuma, itu tidak akan membuatnya jera. Si Ill Woo itu kenapa masih berbaik hati? Padahal aku sudah memperingatkannya. Aaaarrgghh... Ill Woo babbo ><
           "Hey kau lihat itu?" Seseorang dipinggirku menunjukan kepada temannya hp barunya, hmm kurasa begitu.
          "Itu shinee kan?" Temannya menimpali, sepertinya bukan hp yg dia tunjukan tapi gambar yg ada di hp nya.
          "Lihat dengan jelas, Minho memeluk seorang wanita yang diduga bukan dari sesama artis" Aku penasaran dengan orang yg dia sebut sebut itu, karna itu menyangkut adikku.
          "Boleh aku lihat?" Aku tersenyum dan melihat photonya "Wanita ini siapa? Apa kau tau?"
          "Aku juga tidak tau, disini hanya dijelaskan bahwa wanita itu yang membuat Minho jatuh hati" Gadis dan temannya itu sedikit bingung saat kutanyai.
          "Kamsahamnida" Aku tersenyum dan segera mengambil ponsel menghubungi Minho.
          'tuut.. tuut.. tut..' kenapa anak ini lama sekali mengangkat telponnya. ayolah Minho angkaaaaat!! aku menghentakkan kakiku berulang ulang.
          "Mwo?" Minho menjawabnya dengan sinis. Aish anak ini minta aku pukul. aku merutukinya.
          "Kau dimana?" Aku berteriak ditelpon dan semua orang yang sedang lalu lalang melihat kearahku, lalu aku hanya tersenyum.
          "Huaaa.... aku di rumah" Minho sepertinya kaget.
          "Aku kesana" Aku berlari ke halte terdekat dan naik bus menuju rumah.

          Minho pov
          'gubraaaaak...' aku menyandarkan kepalaku ke sofa, gosip itu menyebar dengan cepat sekali, ku kira tidak ada paparazi tadi disana. Bagaimana dengan keadaan Yuri sekarang? Ku harap dia baik baik saja. 'Ring ding dong ring ding dong...' suara hp ku berbunyi dan ternyata dari Sooyoung noona. dia menelpon pasti karna melihat gosip tadi, aish ><
          "Mwo?" Aku menjawabnya dengan sinis dan sepertinya Sooyoung noona semakin penasaran.
          "Kau dimana?" Aku terlonjak kaget, hmm sudah kuduga.
          "Huaaa... aku di rumah" Sebentar lagi dia pasti segera pulang. Tuhan tolonglah aku-.-
            "Aku kesana" Telpon mati. Aku harus sembunyi dimana? dia pasti akan memarahiku dan... ah aku tidak  bisa membayangkannya.
          15menit kemudian Sooyoung noona datang, aku berpura pura tidur dikamar, ternyata cara itu tidak berjalan lancar. tetap saja dia menggebrak pintu dan membangunkanku dengan bilang "Hey ahjussi bangun" Walaupun aku adiknya tapi dia sepertinya sangat senang memanggilku 'ahjussi'.
          "Aku sedang tidur" Aku memukul Sooyoung noona dengan guling.
          "Hey jangan menghindar! Aku tau itu" Sooyoung noona tertawa sambil menarik bantalku "Nugu?"
          "Mwo?" Aku bangun dan duduk disampingnya.
          "Jangan berpura pura, sudah ku bilang aku tau" Sooyoung noona menjitak kepalaku.
          "Araseo, dia noona ku di SMA dulu. Kami akrab sekali dan sudah lama tidak bertemu. Baru tadi aku bertemu dengannya" Aku mengambil hp ku dan pergi bermaksud menuju rumah Yuri.
          "Hanya itu?" Sooyoung noona sepertinya kecewa dan dia menahan ku di pintu kamar "Lalu sekarang kau mau kemana?"
          "Aku tadi di telpon manajer untuk datang ke dorm" Aku pergi dengan berlari agar Sooyoung noona tidak terlalu banyak bertanya. Terkadang dia menjadi sangat perhatian tapi bisa menjadi kucing yang sangat liar seperti Tom yang sering sekali bertengkar dengan Jerry, tentu aku Jerry nya><

          Yuri pov
          "Kenapa?" Yeoja itu bertanya kepadaku dengan nada menantang "Hanya karna dia meninggalkanmu karena kesalahanmu sendiri? Itu sangat tidak masuk akal"
          Aku berlalu dan pergi dengan menahan air mataku yang sudah tidak terbendung ini, aku berjalan gontai menuju rumah. Saat di pertigaan ada seorang pria yang berlari lari dengan tergesa gesa seperti dikejar sesuatu. Aku tidak mempedulikannya dan masih terus menatap jalan. Tiba tiba dia berhenti dan menatapku, aku masih tidak mempedulikannya.
          "Yul!" Pria itu menahan langkahku dan mengangkat wajahku.
          Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah pria itu "Kau" aku terlonjak kaget dan tersenyum "Sedang apa disini? Bukannya kau?"
          "Nanti aku jelaskan, ayo kita bersembunyi dulu" Minho menarik tanganku dan berlari menuju tempat sepi.
          Setelah sampai, kami duduk dan saling menatap wajah masing masing sambil mengatur nafas. Kami tersenyum dan berpelukan.
          "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu dalam keadaan seperti ini" Minho mengawali pembicaraan.
          "Ku kira kau sudah melupakanku, aku sedih karna itu" Aku tersenyum "Apakah tadi....?"
          "Iya, mereka mengejarku" Minho memotong pembicaraanku dan menghela nafas
          "Aku mengerti" Aku tersenyum dan menepuk pundak Minho.
          Kami pun diam, hanya terdengar suara angin semilir yang menerpa rambut dan rok mini ku. Hari ini memang sangat dingin sekali. Aku yang salah kostum memakai rok mini di hari yang dingin ini. Kenapa untuk menjadi wanita itu susah sekali><
          Terdengar suara ponselku, saat aku lihat ternyata itu dari amma.
          "Ya, ini aku" Aku melihat kearah Minho dan dia hanya mengangguk "Baiklah aku segera pulang"
          "Mian aku harus segera pulang" Aku memakai sepatuku "Nanti aku akan menelponmu" Kami pun menukar nomer kami.
          Aku berlari kembali menuju rumah.
          Sesampainya di rumah aku membantu amma yang sedang membuat makanan untuk makan malam. Terlihat adikku yang masih SMA sedang menonton drama kesukaannya.
          Kyaa~ adikku berteriak, saat ku lihat dia. Aku melihatnya histeris sambil melihat kearah Tv. Saat ku lihat aku pun kaget dan segera mengambil hp dan pergi ke kamarku. Aku menelpon Minho dan berharap dia melihat tayangan itu.
          Telpon pun di angkat dan... "Apa kau melihatnya?"
          "Ne, mianhae. Apa kau baik baik saja? Ku kira kau tidak akan menelpon secepat ini." Minho terkekeh.
          "Mana mungkin aku tidak menelponmu dalam keadaan seperti ini. Apa mereka tau siapa aku?" Aku mulai cemas.
          "Sepertinya tidak, karna disitu dijelaskan bahwa aku memeluk yeoja yang sangat misterius" Sepertinya Minho biasa saja.
          "Ayo kita bertemu dan selesaikan ini" Telpon ditutup dan aku meminta maaf kepada amma karna ada keperluan penting yang sangat mendadak, lalu amma mengijinkannya.
          Aku ganti baju dan mengambil kunci motor amma, lalu mencium pipi nya.
          "Aku akan sangat terlambat, amma tidak usah menungguku untuk makan malam" Aku segera menuju garasi dan menaiki motor lalu menstarter nya.
          di depan rumah ada Ill Woo yang akan memencet bel, aku melihat pipi kirinya yang lebam, mungkin tadi pukulanku memang sangat keras. Aku melihatnya dengan wajah menghina, tapi dia menatapku dengan wajah mengiba. Aku kasian sekali melihat wajahnya, akhirnya aku urungkan niat untuk pergi menjadi bertemu dengan Ill Woo.
          "Kau tidak perlu menjelaskan apapun, aku tau kau kesini untuk menjelaskannya kan?" Aku menatap langit "Saat itu kau bilang bahwa aku memang benar benar bersalah dan kau yang selalu benar."
          "Maksudku bukan seperti itu, Yul" Ill Woo memegang tanganku tapi aku menepisnya.
          Saat akan pergi menggunakan motor, Minho melihatku dengan sedikit heran. Aku menyuruh Minho untuk naik ke motorku dan kami pun pergi.

To be Continued

          Gomawo udah mau baca ff saya, terimakasih untuk respon positifnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar