Judul : The Great Things
Author : Choi Ah Ra (saya ^___^)
Main cast : Kwon Yuri
Choi Minho
Choi Sooyoung
Suporting : Tiffany
Yuri’s eomma
Yuri’s sister
Genre : Comedy and Romance
manya belum jelas tapi saya harap anda meninggalkan sebuah kritikan yang mendukungˆ⌣ˆ
'Buuuuk...'
suara pukulan Yuri terdengar sangat keras. Orang yang Yuri pukul merintih
kesakitan seperti nya itu menjadi pukulan Yuri yang pertama dan sangat keras
sekali.
"Mianhae,
tanganku ini tidak mau berhenti diam" Yuri menunduk sambil tersenyum licik
"Luka itu sembuh sekitar 4 hingga lima
hari. Ah anni, mungkin juga bisa lebih" Yuri pergi menuju seorang yeoja
yang sedang melongo histeris.
"Kenapa?"
tanya yeoja itu, tapi Yuri ternyata hanya melewatinya saja "Hanya karna
dia meninggalkanmu karena kesalahanmu sendiri? Itu sangat tidak masuk
akal"
"Apa kau
sudah menjelaskannya?" Sooyoung bertanya sambil mengobati luka dipipiku.
aku hanya menggelengkan kepala "Aish..." Sooyoung pergi dengan kesal.
"Mianhae chagi aku tidak tega" Aku mencoba menghentikannya.
"Mianhae chagi aku tidak tega" Aku mencoba menghentikannya.
"Lupakan"
Sooyoung mengibaskan tangannya, lalu pergi dan menghilang.
Aku menarik
nafas panjang, kukira kejadiannya tidak akan seperti ini. Ill woo babbo, kenapa waktu itu aku tidak
menjelaskannya langsung. Aaaarrrggghhh.. tidak berjalan dengan lancar. Ottokhae
amma? Aku butuh amma.
'Braaaak....'
Pintu kamarku terbuka lebar dan Fany masuk sambil tersenyum jail.
"Hey,
what's going on?" Fany menyenggol tangan kananku "Haha benarkah dia
sekuat itu? Bisa aku bayangkan wajahmu yang dipukul oleh nya hahaha" Fany
tertawa terbahak bahak.
"Jinjja?
Kau senang?" Aku melototinya.
"Tentu saja sangat senang, chingu ku itu hebat sekali. dia menjatuhkanmu dengan sekali pukulan" Fany mempraktekannya didepanku sambil tertawa.
"Tentu saja sangat senang, chingu ku itu hebat sekali. dia menjatuhkanmu dengan sekali pukulan" Fany mempraktekannya didepanku sambil tertawa.
"Lain kali
aku akan bawa armour untuk menjaga wajah dan tubuhku ini" Aku berbicara
ketus.
"Araseo,
aku akan membelikannya untukmu" Fany tertawa dengan wajah menghina.
Sooyoung pov
Wanita aneh,
aku ingin sekali membalas dengan menuntutnya tapi sepertinya percuma, itu tidak
akan membuatnya jera. Si Ill Woo itu kenapa masih berbaik hati? Padahal aku
sudah memperingatkannya. Aaaarrgghh... Ill Woo babbo ><
"Hey kau lihat itu?" Seseorang
dipinggirku menunjukan kepada temannya hp barunya, hmm kurasa begitu.
"Itu
shinee kan ?"
Temannya menimpali, sepertinya bukan hp yg dia tunjukan tapi gambar yg ada di
hp nya.
"Lihat
dengan jelas, Minho memeluk seorang wanita
yang diduga bukan dari sesama artis" Aku penasaran dengan orang yg dia
sebut sebut itu, karna itu menyangkut adikku.
"Boleh aku
lihat?" Aku tersenyum dan melihat photonya "Wanita ini siapa? Apa kau
tau?"
"Aku juga
tidak tau, disini hanya dijelaskan bahwa wanita itu yang membuat Minho jatuh hati" Gadis dan temannya itu sedikit
bingung saat kutanyai.
"Kamsahamnida"
Aku tersenyum dan segera mengambil ponsel menghubungi Minho .
'tuut.. tuut..
tut..' kenapa anak ini lama sekali mengangkat telponnya. ayolah Minho angkaaaaat!! aku menghentakkan kakiku berulang
ulang.
"Mwo?"
Minho menjawabnya dengan sinis. Aish anak ini
minta aku pukul. aku merutukinya.
"Kau
dimana?" Aku berteriak ditelpon dan semua orang yang sedang lalu lalang
melihat kearahku, lalu aku hanya tersenyum.
"Huaaa....
aku di rumah" Minho sepertinya kaget.
"Aku
kesana" Aku berlari ke halte terdekat dan naik bus menuju rumah.
'gubraaaaak...'
aku menyandarkan kepalaku ke sofa, gosip itu menyebar dengan cepat sekali, ku
kira tidak ada paparazi tadi disana. Bagaimana dengan keadaan Yuri sekarang? Ku
harap dia baik baik saja. 'Ring ding dong ring ding dong...' suara hp ku
berbunyi dan ternyata dari Sooyoung noona. dia menelpon pasti karna melihat
gosip tadi, aish ><
"Mwo?"
Aku menjawabnya dengan sinis dan sepertinya Sooyoung noona semakin penasaran.
"Kau
dimana?" Aku terlonjak kaget, hmm sudah kuduga.
"Huaaa...
aku di rumah" Sebentar lagi dia pasti segera pulang. Tuhan tolonglah aku-.-
"Aku
kesana" Telpon mati. Aku harus sembunyi dimana? dia pasti akan memarahiku
dan... ah aku tidak bisa
membayangkannya.
15menit
kemudian Sooyoung noona datang, aku berpura pura tidur dikamar, ternyata cara
itu tidak berjalan lancar. tetap saja dia menggebrak pintu dan membangunkanku
dengan bilang "Hey ahjussi bangun" Walaupun aku adiknya tapi dia
sepertinya sangat senang memanggilku 'ahjussi'.
"Aku
sedang tidur" Aku memukul Sooyoung noona dengan guling.
"Hey jangan menghindar! Aku tau itu" Sooyoung noona tertawa sambil menarik bantalku "Nugu?"
"Hey jangan menghindar! Aku tau itu" Sooyoung noona tertawa sambil menarik bantalku "Nugu?"
"Mwo?"
Aku bangun dan duduk disampingnya.
"Jangan
berpura pura, sudah ku bilang aku tau" Sooyoung noona menjitak kepalaku.
"Araseo,
dia noona ku di SMA dulu. Kami akrab sekali dan sudah lama tidak bertemu. Baru
tadi aku bertemu dengannya" Aku mengambil hp ku dan pergi bermaksud menuju
rumah Yuri.
"Hanya
itu?" Sooyoung noona sepertinya kecewa dan dia menahan ku di pintu kamar
"Lalu sekarang kau mau kemana?"
"Aku tadi
di telpon manajer untuk datang ke dorm" Aku pergi dengan berlari agar
Sooyoung noona tidak terlalu banyak bertanya. Terkadang dia menjadi sangat
perhatian tapi bisa menjadi kucing yang sangat liar seperti Tom yang sering
sekali bertengkar dengan Jerry, tentu aku Jerry nya><
Yuri pov
"Kenapa?"
Yeoja itu bertanya kepadaku dengan nada menantang "Hanya karna dia
meninggalkanmu karena kesalahanmu sendiri? Itu sangat tidak masuk akal"
Aku berlalu dan
pergi dengan menahan air mataku yang sudah tidak terbendung ini, aku berjalan
gontai menuju rumah. Saat di pertigaan ada seorang pria yang berlari lari
dengan tergesa gesa seperti dikejar sesuatu. Aku tidak mempedulikannya dan
masih terus menatap jalan. Tiba tiba dia berhenti dan menatapku, aku masih
tidak mempedulikannya.
"Yul!"
Pria itu menahan langkahku dan mengangkat wajahku.
Aku mengangkat
kepalaku dan melihat wajah pria itu "Kau" aku terlonjak kaget dan
tersenyum "Sedang apa disini? Bukannya kau?"
"Nanti aku
jelaskan, ayo kita bersembunyi dulu" Minho
menarik tanganku dan berlari menuju tempat sepi.
Setelah sampai,
kami duduk dan saling menatap wajah masing masing sambil mengatur nafas. Kami
tersenyum dan berpelukan.
"Aku tidak
menyangka akan bertemu denganmu dalam keadaan seperti ini" Minho mengawali pembicaraan.
"Ku kira
kau sudah melupakanku, aku sedih karna itu" Aku tersenyum "Apakah
tadi....?"
"Iya,
mereka mengejarku" Minho memotong
pembicaraanku dan menghela nafas
"Aku
mengerti" Aku tersenyum dan menepuk pundak Minho .
Kami pun diam,
hanya terdengar suara angin semilir yang menerpa rambut dan rok mini ku. Hari
ini memang sangat dingin sekali. Aku yang salah kostum memakai rok mini di hari
yang dingin ini. Kenapa untuk menjadi wanita itu susah sekali><
Terdengar suara
ponselku, saat aku lihat ternyata itu dari amma.
"Ya, ini
aku" Aku melihat kearah Minho dan dia
hanya mengangguk "Baiklah aku segera pulang"
"Mian aku
harus segera pulang" Aku memakai sepatuku "Nanti aku akan
menelponmu" Kami pun menukar nomer kami.
Aku berlari
kembali menuju rumah.
Sesampainya di
rumah aku membantu amma yang sedang membuat makanan untuk makan malam. Terlihat
adikku yang masih SMA sedang menonton drama kesukaannya.
Kyaa~
adikku
berteriak, saat ku lihat dia. Aku melihatnya histeris sambil melihat kearah Tv.
Saat ku lihat aku pun kaget dan segera mengambil hp dan pergi ke kamarku. Aku
menelpon Minho dan berharap dia melihat
tayangan itu.
Telpon pun di
angkat dan... "Apa kau melihatnya?"
"Ne,
mianhae. Apa kau baik baik saja? Ku kira kau tidak akan menelpon secepat ini."
Minho terkekeh.
"Mana
mungkin aku tidak menelponmu dalam keadaan seperti ini. Apa mereka tau siapa
aku?" Aku mulai cemas.
"Sepertinya
tidak, karna disitu dijelaskan bahwa aku memeluk yeoja yang sangat
misterius" Sepertinya Minho biasa saja.
"Ayo kita
bertemu dan selesaikan ini" Telpon ditutup dan aku meminta maaf kepada
amma karna ada keperluan penting yang sangat mendadak, lalu amma
mengijinkannya.
Aku ganti baju
dan mengambil kunci motor amma, lalu mencium pipi nya.
"Aku akan
sangat terlambat, amma tidak usah menungguku untuk makan malam" Aku segera
menuju garasi dan menaiki motor lalu menstarter nya.
di depan rumah
ada Ill Woo yang akan memencet bel, aku melihat pipi kirinya yang lebam,
mungkin tadi pukulanku memang sangat keras. Aku melihatnya dengan wajah
menghina, tapi dia menatapku dengan wajah mengiba. Aku kasian sekali melihat
wajahnya, akhirnya aku urungkan niat untuk pergi menjadi bertemu dengan Ill
Woo.
"Kau tidak
perlu menjelaskan apapun, aku tau kau kesini untuk menjelaskannya kan ?" Aku menatap
langit "Saat itu kau bilang bahwa aku memang benar benar bersalah dan kau
yang selalu benar."
"Maksudku
bukan seperti itu, Yul" Ill Woo memegang tanganku tapi aku menepisnya.
Saat akan pergi
menggunakan motor, Minho melihatku dengan
sedikit heran. Aku menyuruh Minho untuk naik
ke motorku dan kami pun pergi.
To be Continued
Gomawo udah mau baca ff saya, terimakasih
untuk respon positifnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar