Pairing : Sooyoung-Kris
Cast : Find it by yourself J
Genre : Sad-Romance (maybe-_-)
PG :
17+(?)
It’s second my fanfiction. Last
time I was made ff with pairing MinYul (Minho-Yuri) xD but now I’m back with
SooKris (Sooyoung-Kris). Maybe next time I’ll make ff about KyuYoung
(Kyuhyun-Sooyoung) yeah it because I’m Knight lolol
Enjoy
for reading guys. I hope you guys can let comment for me. It would mean a lot
to me.^^
Author povv
“Kenapa
begitu gelap?” Sooyoung hanya bisa mendengar orang-orang disekelilingnya sedang
mengobrol tapi dia seperti susah untuk membuka matanya. Dia mencoba menggerakan
badannya yang terasa sakit.
Orang-orang
disekitar sooyoung seperti mengerti dan memanggil namanya berharap dia
merespon. Perlahan sooyoung mulai membuka matanya yang terasa berat.
Samar-samar terlihat ada begitu banyak orang yang sedang mengerumuninya di
tempat tidur.
Sooyoung
bangun dan melihat ke sekeliling. Dia juga melihat ada begitu banyak alat yang
menempel ditubuhnya. Mencoba untuk berbicara tapi mulutnya terpasang alat.
Orang disekelilingnya menatap iba sambil terus mengucapkan ‘gwenchana’.
1 minggu kemudian~
“Sooyoung-ah,
kenapa kau berjalan? Aku membawakan kursi roda untukmu?” Seorang lelaki paruh
baya datang dengan tergesa-gesa sambil membawa kursi roda.
“Sudahlah
yah, aku bisa berjalan” Sooyoung tersenyum dan menghampiri lelaki paruh baya
yang dia panggil ayah itu.
“Naiklah
soo. Ayah sudah membawakannya agar kau tidak kelelahan” Kemudian wanita
paruhbaya datang sambil membawa tas. Sooyoung tersenyum lalu duduk dikursi roda
itu.
Ini
kepulangan sooyoung dari rumah sakit setelah sebelumnya dia koma selama satu
bulan karena kecelakaan. Sooyoung mencoba melalui semua ini dari awal kembali.
Sesampainya
di rumah ada begitu banyak keluarga dari ayah dan ibunya yang datang secara
special untuk menyambut sooyoung. Terlihat ekspresi rindu dari wajah mereka.
Yang menghampiri pertama kali tentu saja kakak perempuannya Choi Soojin.
Mengharukan
sekaligus mengesankan karena uri sooyoung telah bangun dari tidurnya yang cukup
panjang.
Flashback~
Kris povv
Kecelakaan
itu harusnya aku saja yang mengalami dan jangan sooyoung. Ini semua salahku
karena membiarkanmu pergi dengan hati kesal. Aku mohon bangunlah choi sooyoung.
Ku pegang tangannya yang tengah tertidur dikasur rumah sakit, terbaring lemah
dengan banyak alat ditubuhnya.
Sudah
satu bulan sejak kecelakaan itu aku terus menunggunya disini. Berharap dia
bangun dan melihatku ada sisinya. Betapa aku sangat menyesal karena membuatnya
kecewa dan kesal.
Setiap
hari aku datang pagi-pagi dan membawakan bunga tulip putih untuknya. Di ruangan
itu terdapat ayah dan ibunya tengah menunggu anaknya berharap cepat tersadar.
Ya mereka tidak tahu bahwa kecelakaan itu terjadi karena aku.
“Ibu
dan ayah sebaiknya pulang dan beristirahat, biar aku yang menggantikan untuk
menjaga sooyoung disini” Sudah menjadi biasa aku memanggil mereka dengan
begitu.
“Kau
antarkan saja ibu pulang. Aku akan disini menunggu anakku” Ayah mengelak dan
malah menyuruhku mengantar ibu.
Mendengar
itu ibu membentak ayah dan menangis sejadi-jadinya. Tangisan itu dia keluarkan
seakan selama sebulan ini dia masih tidak percaya bahwa anaknya terbaring lemah
dikasur itu. Aku melihatnya miris dan menunduk.
Ibu
terus menangis, ayah mencoba menenangkan ibu lalu aku hanya menunduk dan
terduduk lemas. Saat ku melirik sooyoung aku lihat dia menggerakan jarinya.
Sesegera mungkin aku berdiri disamping sooyoung. Aku memanggil namanya berulang
kali.
Ayah
dan ibu melihat kea rah sooyoung dan ikut berdiri disamping kasur sooyoung
sambil terus memanggilnya berharap dia benar-benar sudah bangun. Seketika dia
bangun dan menatap kami. Ayah memanggil dokter dengan cepat, ibu mengelus-elus
kepala sooyoung sambil tersenyum. Lalu aku? Aku hanya melihatnya merasa sangat
bahagia karena dia telah bangun.
Esoknya~
Dengan
hati berseri-seri aku menstarter mobilku menuju rumah sakit seperti biasanya.
Tidak pula di jalan aku membeli bunga tulip juga. Ini akan menjadi hari
terbaikku. Aku akan mengawalinya lagi, mencoba membuatnya selalu tersenyum dan
nyaman didekatku.
Akhirnya
aku sampai di rumahsakit dan berlari menuju kamar sooyoung. Disana terlihat
keluarga sooyoung tengah asik mengobrol sambil sesekali tertawa. Aku masuk
mengucapkan salam, semua melihat ke arah pintu masuk.
“Annyeong
Kris-ah ayo masuk” Soojin noona bangkit dari duduknya dan menyuruhku masuk.
“Sebaiknya
aku dan ibu harus keluar untuk pergi makan. Benarkan bu?” Soojin noona seperti
mengerti dan menarik tangan ibu nya.
“Kalian
mau kemana?” Sooyoung menahan tangan soojin noona yang akan pergi.
“Sudahlah
kalian berdua saja dulu” Soojin noona mencoba melepaskan tangannya dari
genggaman erat sooyoung.
“Dengan
orang ini? Memangnya dia siapa?” Seketika waktu seperti berhenti.
“Kau
jangan bercanda nak” Ibu tertawa.
“Bercanda
untuk apa?” Sooyoung memasang wajah heran dan melihat ke arahku dengan tatapan
tidak mengenal “Maaf, apa aku mengenalmu?”
Pertanyaan
yang singkat tapi cukup membuat hatiku terkoyah.
“Dia
kris” Soojin melihat ke arah sooyoung sambil memegang bahu kanannya “Kau tidak
ingat?”
Sooyoung
seperti berpikir lalu tiba-tiba dia berteriak kesakitan dan memegang kepalanya.
Ibu panik lalu buru-buru memanggil dokter.
Aku
terhuyung lemah saat dokter menyenggolku. Sooyoung berteriak kesakitan
didepanku. Dengan rasa tidak percaya aku keluar kamar sooyoung dan menuju
parkiran. Bagaimana bisa dia tidak mengingatku?
Flashback end~
Sooyoung povv
Udara di pagi hari memang menyegarkan. Aku
berniat keluar menuju taman karena bosan berdiam diri di kamar rumah sakit. Ibu
sedang keluar untuk mengantar ayah yang tadi dating, sengaja melihatku sebelum
pergi ke kantornya.
Saat
akan keluar, namja itu datang lagi dengan membawa bunga tulip. Ini sudah 6 hari
sejak aku bangun dari koma, namja ini selalu datang pagi-pagi membawakan bunga
tulip untukku. Entah kenapa sepertinya aku sudah sangat dekat dengannya. Tapi
kenapa aku tidak bisa mengingat dia siapa.
Setiap
kali aku mencoba mengingat kepalaku sakit sekali. dia selalu menemaniku sambil
bercerita konyol dan aku tertawa walaupun kadang membosankan. Namja ini bernama
kris, itu yang aku tahu. Dia tidak mencoba menceritakan tentang kenapa dia bisa
kenal aku, sedangkan aku tidak kenal dia.
“Kau
mau kemana?” Kris melihat ke arahku sambil memegang tanganku membantuku
berjalan.
“Keluar.
Aku bosan diam dikamar terus, seperti di penjara” Aku tersenyum dan mencoba
berjalan sendiri tanpa bantuan dia.
Seperti
mengerti kris mensejajarkan diri berjalan beriringan denganku. Namja ini
sedikit unik bagiku karena kemampuan bahasanya. Jika sedang bercerita selalu
diselingi dengan kata-kata yang tidak aku mengerti. Katanya itu adalah bahasa
china, memang lucu dan sangat menghibur.
“Musim
panas akan segera datang” Aku merentangkan tangan dan menghirup udara
sedalam-dalamnya seakan aku berada pada ruang terbuka yang belum pernah aku
temui.
“Ne,
Ms.summer” Namja itu berdiri dihadapanku dan merentangkan tangannya juga
menghadapku. Aku tertawa dan memukul pelan dadanya. Dia memegang tanganku lalu
memelukku. Merasa tidak enak aku mencoba melepaskan pelukannya “Tetaplah
seperti ini”
Perasaan
ini seperti sering aku rasakan, tapi perasaan untuk apa. Bahkan aku sendiri
tidak mengenalnya secara pribadi. Kris terus mempererat pelukannya karena aku
menggeliat mencoba keluar dari pelukannya.
“Bisa
kau lepaskan? Aku kehabisan nafas” Kris terperanjat dan melepaskan pelukannya
lalu menarik tanganku untuk duduk.
“Sebenarnya
sudah berapa lama kau mengenalku?” Aku to the point langsung bertanya tanpa
basa-basi karena pertanyaan itu sudah berkecamuk dipikiranku.
“Lama
sekali” Kris tidak menoleh padaku, dia melihat ke atas seperti menerawang.
“Benarkah?
Apa kita dekat?”
“Sangat
dekat” Dia terus menerawang jauh.
Ini
sangat aneh karena pasalnya dia tidak mencoba membuatku ingat tentang dia. Tapi
ingatanku sepertinya akan pulih setiap dia membawakan barang-barang yang aku
sukai
“Besok
aku sudah boleh pulang. Kau akan datang lagi?” Entah kenapa aku mengharapkannya
datang lagi untuk sekedar menceritakan hal konyol lainnya.
“Tentu
saja. Aku akan selalu datang padamu” Namja itu menoleh dan tersenyum “Sebentar
aku belikan minum dulu” dia memegang bahuku lalu pergi.
Sudah
30 menit aku menunggu tapi kris tidak kunjung datang. Aku berdiri dan
mendatanginya. Dari jauh aku sudah melihat kris, setengah berlari aku
menghampirinya. Tapi didepannya ada yeoja yang sedang berdiri mengobrol dengan
kris. Mereka sudah akrab sepertinya. Aku memperlambat jalanku menuju kris saat
ingatanku tentang kris perlahan mulai pulih.
Ku
pegang kepalaku yang terasa mulai sakit. Sempoyongan aku berjalan menuju kris.
Kejadian bersama kris sudah mulai ku ingat. Berjalan ke taman bersama kris,
bercanda disebuah tempat fantasy lalu kejadian dimana kris bersama yeoja itu
aku ingat juga.
“Aaaaaa~”
Aku berteriak dan terduduk lemah, aku mendengar kris berteriak memanggilku dan
menggendongku.
Iya
benar kejadian itu aku ingat. Kris akan memutuskan hubungan denganku karena
yeoja itu. Mereka sudah berhubungan sangat lama sebagai teman semasa kecil.
Saat
itu aku sengaja menuju apartemen kris tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Semacam kejutan yang akan aku buat dengan membawa banyak bahan makanan. Aku
berencana memasak untuknya. Kerepotan aku menuju apartemen kris saat turun dari
mobil. Dari jauh aku melihat ada mobil masuk menuju parkiran, saat aku tahu itu
mobil kris aku langsung membalikan badan agar dia tidak mengetahui aku datang
lebih dulu.
Aku
mengintipnya dari balik mobilku, dia keluar dari mobil dengan wajah berseri.
Dia seperti sedang tertawa dengan seseorang, saat aku lihat lebih jelas. Betapa
kagetnya aku itu seorang yeoja berambut panjang dengan manjanya memegang tangan
kris. Mereka tertawa bersama seakan mereka pasangan yang bahagia. Berusaha
keras aku membulatkan mataku untuk melihat kejadian tadi.
Air
mata tidak bisa aku bendung lagi. Air mata ini jatuh bersamaan seperti hujan deras.
Aku menjatuhkan barang-barang yang tadi aku bawa dan segera masuk menuju mobil
untuk pergi. Setelah itu aku ngebut dijalanan tanpa tentu arah. Perasaan ini
berkecamuk, membuatku menangis sejadi-jadinya. Handphone-ku berdering, itu dari
ibu. Aku menyeka air mataku dan mengambil hp.
Saat
aku baru mengangkat hp, tiba-tiba ada yang menyebrang sehingga aku ngerem
mendadak lalu kendaraan yang berada dibelakangku menabrak. Setelah itu semuanya
gelap.
Author povv
Sudah
30 menit kris menunggu sooyoung yang belum siuman. Soojin dan ibu sooyoung
menundukan kepala sambil tak henti-hentinya berdoa agar sooyoung tidak kembali
koma seperti sebelumnya.
Sooyoung
tiba-tiba bangun dan duduk. Dia memegang kepalanya yang terasa pusing. Kris
mencoba membantu sooyoung duduk tapi sooyoung malah menolaknya dengan kasar.
“Stay
away from me” Sooyoung membetulkan letak duduknya yang dibantu oleh kakak
perempuannya choi soojin, lalu melihat ke arah kris.
“Eh?”
Ibu dan soojin melihat kearah sooyoung dengan tatapan bertanya.
“You
can’t hear me? I said stay away now” Sooyoung menekankan nada bicaranya.
Ibu
sooyoung memegang pipi anaknya yang terlihat akan menangis “Kau kenapa nak?”
“Lebih
baik kau pergi kris” Soojin memegang tangan kris untuk membawanya pergi.
Kris
mendongak kaget, dia tidak tahu kenapa sooyoung menjadi sangat tidak suka dia
ada disekitarnya. Apakah dia sudah ingat semuanya atau dia memang tidak ingin
aku ada disekitarnya?
“Sebenarnya
ada apa?” Soojin bertanya sambil membawakan minuman dan memberikannya pada
kris.
“Ini
salahku” Kris meneguk minuman itu sedikit lalu membuang nafas.
“Baiklah
kau tidak usah menceritakannya karena aku sudah tahu” Kris kembali kaget dan
melihat soojin yang terlihat santai-santai saja “Tapi satu hal yang aku tidak
mengerti. Jessica bukannya sudah mempunyai tunangan? Lalu kenapa kau masih
menyukainya?”
“Aku
baru tersadar kalau sooyoung lah yang aku cintai dan bukan Jessica. Aku
menyayangi Jessica mungkin karena kami telah berteman sejak kecil”
“Tenanglah
masih belum terlambat” Soojin meneguk air minumnya yang terakhir lalu menepuk
pundak kris.
Kris povv
“Tenanglah
masih belum terlambat” Soojin noona menepuk pundak untuk memberi semangat lalu
pergi.
Aku
memegang kepalaku yang terasa penat. Kata-kata sooyoung sungguh membuat hatiku
hancur. Sudah ku duga setelah ingatannya kembali aku pasti akan mendapatkan
ini.
Sungguh
aku sangat menyesal sooyoungie. Maafkan aku, tolonglah jangan seperti ini. Aku
berjalan menuju parkiran dengan sempoyongan. Saat sampai di mobil aku memukul
setir dan menunduk sambil menangis.
Apa
aku harus menyerah dan kembali ke Amerika saja. Ini sungguh menyedihkan. Aku
tidak dapat berbuat banyak karena yang aku inginkan hanya berada didekat
sooyoung saja.
Aku
berencana pulang ke apartemenku dan menjernihkan pikiran. Di sepanjang jalan
aku terus berpikir tentang kejadian tadi, mencoba memikirkan perkataan
sooyoung.
Saat
sampai aku melihat Jessica sudah ada didepan apartemenku sambil menunjukan
ekspresi resah.
“Hi
Jessica! Sudah lama kau menunggu? Maaf tadi aku meninggalkanmu. Apa soojung-ah
baik-baik saja? Tadinya aku berencana menuju kamarnya tapi…” kata-kataku
terpotong ketika Jessica memegang bibirku dengan telunjuknya.
“Sudahlah
aku mengerti. Lagi pula soojung hanya kecapean karena aktivitas keartisannya
saja” Jessica tersenyum lalu aku membuka pintu apartemenku.
Jessica
duduk di sofa dan menyalakan tv. Aku menuju dapur untuk membawakan minuman
hangat untuknya seperti biasa.
“Apartemenmu
sedikit berantakan sejak sebulan terakhir ini” Jessica melihat ke sekeliling
apartemenku. Apartemen ini belum aku bereskan karena aku terlalu sibuk
memikirkan sooyoung sehingga apartemenku ini penuh debu dengan sarang laba-laba
“Dia sangat berarti untukmu?”
“Hmm?”
Aku memberikannya minuman dan duduk disampingnya “Dia segalanya untukku”
“Kau
harus mempertahankannya. Ini sebuah perintah!” Jessica menyimpan gelasnya dan mengambil tasnya
menuju pintu apartemen.
“Kau
mau kemana?” Aku berdiri.
“Bukan
urusanmu” Jessica cekikikan dan membuka pintu apartemen.
“Kau
mulai lagi. Baiklah hati-hati dijalan” Apartemenku sepi, yang terdengar hanya
suara jam yang semakin lama membuatku setres karena pergerakannya.
Soojin povv
“Ibu,
aku meninggalkan hp ku di rumah sakit” Aku mencari-cari ponsel didalam tas “Aku
akan kembali ke rumah sakit karena bos ku pasti akan menelpon” Ibu hanya
menjawab dengan anggukan lalu aku berlari menuju rumah sakit.
Saat berjalan menuju pintu masuk rumah sakit
aku melihat Kris sedang mengobrol dengan seorang yeoja yang dari jauh aku kira
itu sooyoung. Tapi postur tubuhnya sedikit pendek dan rambut blondenya sangat
berbeda. Aku tidak mau ambil pusing karena kupikir itu hanya temannya.
Kemudian
aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan ketika melihat kea rah barat ada
sooyoung yang sedang memegang kepalanya. Dia seperti ingin berteriak tapi
tertahan oleh sakitnya. Setengah berlari aku menghampirinya. Sooyoung bisa
berada diluar dan kris sedang mengobrol dengan yeoja lain. Aku menghentikan
lari saat kris dengan cekatan berlari kencang meninggalkan yeoja itu dan
menghampiri sooyoung lalu menggendongnya.
Yeoja
itu terlihat bingung dan kalang kabut karena ikut merasa shock juga mungkin.
Aku serahkan sooyoung pada Kris dan menghampiri yeoja itu.
“Maaf,
bisa kita bicara sebentar” Yeoja itu sedikit menimbang-nimbang tapi dia
akhirnya mengangguk dan mengikutiku.
“Kau
kakak dari Krystal kan?
Apa krystal sakit?” Aku bertanya sehati-hati mungkin agar yeoja ini tidak
terlalu curiga.
“Iya,
dia kelelahan dan dibawa ke rumah sakit” Yeoja itu menjawab ramah sambil
tersenyum “Kalau boleh tahu anda siapa?”
“Ah
ne aku choi soojin” Aku mengulurkan tanganku.
“Jung
Sooyeon” Dia menjabat tanganku “Kau kakak dari sooyoung kan? Kris sering menceritakannya”
Sedikit
shock ternyata dia sudah tahu aku walaupun hanya namaku saja. Aku tersenyum
geli dan mencoba menutupi maksudku untuk bertanya-tanya mengenai hubungan dia
dan kris.
“Tapi
kris tidak pernah menceritakan tentangmu pada kami” Jessica tersenyum simpul
dan menunduk.
“Aku
hanya teman semasa kecilnya”
“Benarkah?
Jadi begitu” Aku manggut-manggut lalu mencoba menebak-nebak bagaimana hubungan
mereka sampai saat ini.
“Aku
berencana menikah dan mengundang sooyoung juga…” Ucapannya terhenti seakan
kata-kata yang akan dia katakan mungkin membuatku marah.
“Ne?”
“Tapi
kris tiba-tiba bilang menyukaiku sejak kecil dan aku tidak tahu itu karena yang
aku cintai hanya namja yang akan menjadi suamiku nanti” Sooyeon terus menunduk
seperti merasa bersalah “2 hari kemudian aku mendengar sooyoung kecelakaan dan
aku pikir itu kesalahanku”
“Gwenchana”
“Aku
harap sooyoung tidak berpikir macam-macam tentangku. Aku mohon jangan membenci
Kris tapi bencilah padaku” Sooyeon melihat ke arahku dengan nanar tapi aku
menunduk tidak tega melihat wajahnya.
“Aku
tidak akan membenci kalian dan sooyoung juga begitu” Aku menghela nafas dan
melihat ke arah Jessica “Dia hanya perlu waktu banyak untuk merasa baikan
kembali”
Perbincangan
tadi sungguh pincang untukku. Tapi itu sudah cukup menjawab pertanyaanku yang
sedikit menghilang sedikit demi sedikit.
Ibu
sudah berada dikamar sooyoung saat aku masuk. Kris juga berada disitu membantu
sooyoung yang baru saja tersadar. Apa sooyoung masih belum ingat tentang Kris?
“Stay
away from me” Aku setengah berlari mengahampiri sooyoung dan membantunya.
Ternyata ingatannya sudah pulih.
Author povv
Sooyoung
terlihat bahagia melihat sanak sodara berkumpul untuk menyambutnya. Mereka
makan bersama dan tertawa bersama atas kedatangan sooyoung dari rumah sakit.
Dia merasa asing dengan rumahnya sendiri karena terlihat berbeda setelah 1
bulan lebih dia tidak pulang.
Pesta
kecil-kecilan itu selesai dan satu-persatu mereka pulang. Sooyoung pergi ke kamarnya
dan menghempaskan tubuhnya dikasur kesayangannya itu. Dia menghirup udara dalam
sekali seakan baru pertama kali bernafas. Dia memejamkan matanya dan mencoba
memasuki alam mimpinya.
Tiba-tiba
ada yang mengetuk-ngetuk jendela kamarnya cukup keras. Sooyoung kaget dan
loncat menuju pintu kamarnya untuk keluar tapi sebuah suara membuat dia
pensaran.
“Choi
Sooyoung” Suara itu seperti sangat familiar untuknya. Dia maju perlahan menuju
jendelanya dan membuka tirai dengan hati berdebar-debar. Takut kalau itu hantu
yang mengikutinya dari rumah sakit tadi. Saat dibuka ternyata itu Kris yang
sedang bertengger menahan keseimbangan mencoba membuka jendelanya.
Dengan
hati kesal sooyoung menyibakkan tirainya dengan kesal.
“Aku
mohon dengarkan aku dulu” Sooyoung mengambil kertas di meja dan menuliskan
kata-kata ‘Pergilah! Jangan ganggu aku lagi’
Dia
membuka tirai dan menempelkannya didinding. Mata kris terlihat menyipit saat
membaca itu, lalu sooyoung hanya mendelik.
“Aku
susah payah naik kesini. Aku mohon ijinkan aku masuk” Kris berteriak agar
sooyoung dapat mendengar dan membuka jendelanya. Sekitar 10 menit tidak ada
jawaban dari sooyoung dan tirai jendela masih tertutup.
Terdengar
suara seseorang akan membuka jendelanya dan hati kris kini senang bukan
kepalang karena itu sooyoung yang membuka.
“Cepatlah
aku mengantuk” Sooyoung duduk dibibir kasur dan membelakangiku.
“Look
at me, Sooyoung-ah” Kris menghampiri sooyoung dan bersujud didepan sooyoung
yang sedang menguap.
“Apa
yang kau lakukan?” Sooyoung mendorong kris lalu sooyoung berdiri. Kris memegang
tangannya dan menghentikannya berjalan “Sebenarnya kau mau membicarakan apa?”
“Jessica
akan menikah”suasana hening seketika saat kata-kata itu mulai terucap.
“Lalu
kau mau bilang bahwa kau menyesal karena Jessica akan menikah?” Sooyoung duduk
kembali dan merutuki namja yang ada didepannya.
“Aku
mencintaimu. Bagaimana bisa aku menyia-nyiakanmu?” Sooyoung mulai menatap kris
yang sedang meyakinkannya “Harusnya kau percaya padaku dan kita berbaikan”
“Kecelakaan
itu membuatku trauma” Sooyoung berpaling lagi.
“Aku
tahu. Maka dari itu ijinkan aku menebus semuanya” Kris memegang wajah sooyoung
meyakinkannya kembali.
“Kesalahanmu
terlalu besar” Sooyoung berusaha mmbendung air matanya. Kris memeluk sooyoung
lalu tumpahlah semua kesedihan sooyoung selama ini. Air matanya mengalir deras
“Nappeun namja”
“Selama
ini aku hanya menganggapmu orang biasa tapi sekarang kau sangat istimewa dan berharga
untukku” Tangisan sooyoung semakin keras dan kris memeluknya semakin erat juga.
Tiba-tiba
ada suara dari luar kamar sooyoung, saat diselidiki lebih dalam ternyata itu
suara soojin. Sooyoung melepaskan pelukan mereka dan kalang kabut kesana
kemari.
“Kau
masuk ke dalam kamar mandi sekarang” Sooyoung mendorong kris yang terlihat bengong
dan mencoba melawan.
“Sooyoung
kau kenapa? Boleh aku masuk?” Soojin mengetuk pintu dan mencoba membuka pintu
yang tadi sengaja sooyoung kunci.
“Biar
saja soojin nunna tahu” Kris menahan badannya di depan pintu kamar mandi.
“Aish”
Sooyoung menendang kaki kris lalu mendorongnya ke kamar mandi dan menguncinya
“Iya tunggu sebentar”
Sooyoung
mengelap air matanya lalu membuka pintu dengan wajah dibuat seperti bangun
tidur.
“Tadi
aku dengar kau seperti menangis” Soojin mencoba masuk ke kamar sooyoung tapi
sooyoung halangi.
“Anni.
Sepertinya tadi aku mengigau, apa suaraku terdengar sangat keras?” Soojin
mengangguk “Aku tidak apa-apa. Eonnie tidurlah lagi” sooyoung langsung menutup
pintunya dan menguncinya kembali.
Soojin
bengong dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lalu kembali ke kamarnya
yang ada disebelah kamar sooyoung.
Sooyoung
menghela nafas panjang dan kembali teringat kris yang tadi dia kunci di kamar
mandi.
“Kris,
kau baik-baik saja?” Tidak ada jawaban dari kris, sooyoung mulai panik dan
buru-buru membuka pintu kamar mandi “Kris, kenapa kau tidak…”
Seketika
kris menarik sooyoung dan menciumnya lembut.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar