Jumat, 22 Maret 2013

Precious

Author              : Choi Ara (@Sasadaraaddin)
Pairing              : Sooyoung-Kris
Cast                 : Find it by yourself J
Genre               : Sad-Romance (maybe-_-)
PG                   : 17+(?)

It’s second my fanfiction. Last time I was made ff with pairing MinYul (Minho-Yuri) xD but now I’m back with SooKris (Sooyoung-Kris). Maybe next time I’ll make ff about KyuYoung (Kyuhyun-Sooyoung) yeah it because I’m Knight lolol

            Enjoy for reading guys. I hope you guys can let comment for me. It would mean a lot to me.^^


Author povv

            “Kenapa begitu gelap?” Sooyoung hanya bisa mendengar orang-orang disekelilingnya sedang mengobrol tapi dia seperti susah untuk membuka matanya. Dia mencoba menggerakan badannya yang terasa sakit.

            Orang-orang disekitar sooyoung seperti mengerti dan memanggil namanya berharap dia merespon. Perlahan sooyoung mulai membuka matanya yang terasa berat. Samar-samar terlihat ada begitu banyak orang yang sedang mengerumuninya di tempat tidur.

            Sooyoung bangun dan melihat ke sekeliling. Dia juga melihat ada begitu banyak alat yang menempel ditubuhnya. Mencoba untuk berbicara tapi mulutnya terpasang alat. Orang disekelilingnya menatap iba sambil terus mengucapkan ‘gwenchana’.



1 minggu kemudian~

            “Sooyoung-ah, kenapa kau berjalan? Aku membawakan kursi roda untukmu?” Seorang lelaki paruh baya datang dengan tergesa-gesa sambil membawa kursi roda.

            “Sudahlah yah, aku bisa berjalan” Sooyoung tersenyum dan menghampiri lelaki paruh baya yang dia panggil ayah itu.

            “Naiklah soo. Ayah sudah membawakannya agar kau tidak kelelahan” Kemudian wanita paruhbaya datang sambil membawa tas. Sooyoung tersenyum lalu duduk dikursi roda itu.

            Ini kepulangan sooyoung dari rumah sakit setelah sebelumnya dia koma selama satu bulan karena kecelakaan. Sooyoung mencoba melalui semua ini dari awal kembali.

            Sesampainya di rumah ada begitu banyak keluarga dari ayah dan ibunya yang datang secara special untuk menyambut sooyoung. Terlihat ekspresi rindu dari wajah mereka. Yang menghampiri pertama kali tentu saja kakak perempuannya Choi Soojin.

            Mengharukan sekaligus mengesankan karena uri sooyoung telah bangun dari tidurnya yang cukup panjang.



Flashback~



Kris povv

            Kecelakaan itu harusnya aku saja yang mengalami dan jangan sooyoung. Ini semua salahku karena membiarkanmu pergi dengan hati kesal. Aku mohon bangunlah choi sooyoung. Ku pegang tangannya yang tengah tertidur dikasur rumah sakit, terbaring lemah dengan banyak alat ditubuhnya.

            Sudah satu bulan sejak kecelakaan itu aku terus menunggunya disini. Berharap dia bangun dan melihatku ada sisinya. Betapa aku sangat menyesal karena membuatnya kecewa dan kesal.

            Setiap hari aku datang pagi-pagi dan membawakan bunga tulip putih untuknya. Di ruangan itu terdapat ayah dan ibunya tengah menunggu anaknya berharap cepat tersadar. Ya mereka tidak tahu bahwa kecelakaan itu terjadi karena aku.

            “Ibu dan ayah sebaiknya pulang dan beristirahat, biar aku yang menggantikan untuk menjaga sooyoung disini” Sudah menjadi biasa aku memanggil mereka dengan begitu.

            “Kau antarkan saja ibu pulang. Aku akan disini menunggu anakku” Ayah mengelak dan malah menyuruhku mengantar ibu.

            Mendengar itu ibu membentak ayah dan menangis sejadi-jadinya. Tangisan itu dia keluarkan seakan selama sebulan ini dia masih tidak percaya bahwa anaknya terbaring lemah dikasur itu. Aku melihatnya miris dan menunduk.

            Ibu terus menangis, ayah mencoba menenangkan ibu lalu aku hanya menunduk dan terduduk lemas. Saat ku melirik sooyoung aku lihat dia menggerakan jarinya. Sesegera mungkin aku berdiri disamping sooyoung. Aku memanggil namanya berulang kali.

            Ayah dan ibu melihat kea rah sooyoung dan ikut berdiri disamping kasur sooyoung sambil terus memanggilnya berharap dia benar-benar sudah bangun. Seketika dia bangun dan menatap kami. Ayah memanggil dokter dengan cepat, ibu mengelus-elus kepala sooyoung sambil tersenyum. Lalu aku? Aku hanya melihatnya merasa sangat bahagia karena dia telah bangun.

           

Esoknya~

            Dengan hati berseri-seri aku menstarter mobilku menuju rumah sakit seperti biasanya. Tidak pula di jalan aku membeli bunga tulip juga. Ini akan menjadi hari terbaikku. Aku akan mengawalinya lagi, mencoba membuatnya selalu tersenyum dan nyaman didekatku.

            Akhirnya aku sampai di rumahsakit dan berlari menuju kamar sooyoung. Disana terlihat keluarga sooyoung tengah asik mengobrol sambil sesekali tertawa. Aku masuk mengucapkan salam, semua melihat ke arah pintu masuk.

            “Annyeong Kris-ah ayo masuk” Soojin noona bangkit dari duduknya dan menyuruhku masuk.

            “Sebaiknya aku dan ibu harus keluar untuk pergi makan. Benarkan bu?” Soojin noona seperti mengerti dan menarik tangan ibu nya.

            “Kalian mau kemana?” Sooyoung menahan tangan soojin noona yang akan pergi.

            “Sudahlah kalian berdua saja dulu” Soojin noona mencoba melepaskan tangannya dari genggaman erat sooyoung.

            “Dengan orang ini? Memangnya dia siapa?” Seketika waktu seperti berhenti.

            “Kau jangan bercanda nak” Ibu tertawa.

            “Bercanda untuk apa?” Sooyoung memasang wajah heran dan melihat ke arahku dengan tatapan tidak mengenal “Maaf, apa aku mengenalmu?”

            Pertanyaan yang singkat tapi cukup membuat hatiku terkoyah.

            “Dia kris” Soojin melihat ke arah sooyoung sambil memegang bahu kanannya “Kau tidak ingat?”

            Sooyoung seperti berpikir lalu tiba-tiba dia berteriak kesakitan dan memegang kepalanya. Ibu panik lalu buru-buru memanggil dokter.

            Aku terhuyung lemah saat dokter menyenggolku. Sooyoung berteriak kesakitan didepanku. Dengan rasa tidak percaya aku keluar kamar sooyoung dan menuju parkiran. Bagaimana bisa dia tidak mengingatku?



Flashback end~

Sooyoung povv

             Udara di pagi hari memang menyegarkan. Aku berniat keluar menuju taman karena bosan berdiam diri di kamar rumah sakit. Ibu sedang keluar untuk mengantar ayah yang tadi dating, sengaja melihatku sebelum pergi ke kantornya.

            Saat akan keluar, namja itu datang lagi dengan membawa bunga tulip. Ini sudah 6 hari sejak aku bangun dari koma, namja ini selalu datang pagi-pagi membawakan bunga tulip untukku. Entah kenapa sepertinya aku sudah sangat dekat dengannya. Tapi kenapa aku tidak bisa mengingat dia siapa.

            Setiap kali aku mencoba mengingat kepalaku sakit sekali. dia selalu menemaniku sambil bercerita konyol dan aku tertawa walaupun kadang membosankan. Namja ini bernama kris, itu yang aku tahu. Dia tidak mencoba menceritakan tentang kenapa dia bisa kenal aku, sedangkan aku tidak kenal dia.

            “Kau mau kemana?” Kris melihat ke arahku sambil memegang tanganku membantuku berjalan.

            “Keluar. Aku bosan diam dikamar terus, seperti di penjara” Aku tersenyum dan mencoba berjalan sendiri tanpa bantuan dia.

            Seperti mengerti kris mensejajarkan diri berjalan beriringan denganku. Namja ini sedikit unik bagiku karena kemampuan bahasanya. Jika sedang bercerita selalu diselingi dengan kata-kata yang tidak aku mengerti. Katanya itu adalah bahasa china, memang lucu dan sangat menghibur.

            “Musim panas akan segera datang” Aku merentangkan tangan dan menghirup udara sedalam-dalamnya seakan aku berada pada ruang terbuka yang belum pernah aku temui.

            “Ne, Ms.summer” Namja itu berdiri dihadapanku dan merentangkan tangannya juga menghadapku. Aku tertawa dan memukul pelan dadanya. Dia memegang tanganku lalu memelukku. Merasa tidak enak aku mencoba melepaskan pelukannya “Tetaplah seperti ini”

            Perasaan ini seperti sering aku rasakan, tapi perasaan untuk apa. Bahkan aku sendiri tidak mengenalnya secara pribadi. Kris terus mempererat pelukannya karena aku menggeliat mencoba keluar dari pelukannya.

            “Bisa kau lepaskan? Aku kehabisan nafas” Kris terperanjat dan melepaskan pelukannya lalu menarik tanganku untuk duduk.

            “Sebenarnya sudah berapa lama kau mengenalku?” Aku to the point langsung bertanya tanpa basa-basi karena pertanyaan itu sudah berkecamuk dipikiranku.

            “Lama sekali” Kris tidak menoleh padaku, dia melihat ke atas seperti menerawang.

            “Benarkah? Apa kita dekat?”

            “Sangat dekat” Dia terus menerawang jauh.

            Ini sangat aneh karena pasalnya dia tidak mencoba membuatku ingat tentang dia. Tapi ingatanku sepertinya akan pulih setiap dia membawakan barang-barang yang aku sukai

            “Besok aku sudah boleh pulang. Kau akan datang lagi?” Entah kenapa aku mengharapkannya datang lagi untuk sekedar menceritakan hal konyol lainnya.

            “Tentu saja. Aku akan selalu datang padamu” Namja itu menoleh dan tersenyum “Sebentar aku belikan minum dulu” dia memegang bahuku lalu pergi.

            Sudah 30 menit aku menunggu tapi kris tidak kunjung datang. Aku berdiri dan mendatanginya. Dari jauh aku sudah melihat kris, setengah berlari aku menghampirinya. Tapi didepannya ada yeoja yang sedang berdiri mengobrol dengan kris. Mereka sudah akrab sepertinya. Aku memperlambat jalanku menuju kris saat ingatanku tentang kris perlahan mulai pulih.

            Ku pegang kepalaku yang terasa mulai sakit. Sempoyongan aku berjalan menuju kris. Kejadian bersama kris sudah mulai ku ingat. Berjalan ke taman bersama kris, bercanda disebuah tempat fantasy lalu kejadian dimana kris bersama yeoja itu aku ingat juga.

            “Aaaaaa~” Aku berteriak dan terduduk lemah, aku mendengar kris berteriak memanggilku dan menggendongku.

            Iya benar kejadian itu aku ingat. Kris akan memutuskan hubungan denganku karena yeoja itu. Mereka sudah berhubungan sangat lama sebagai teman semasa kecil.

            Saat itu aku sengaja menuju apartemen kris tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Semacam kejutan yang akan aku buat dengan membawa banyak bahan makanan. Aku berencana memasak untuknya. Kerepotan aku menuju apartemen kris saat turun dari mobil. Dari jauh aku melihat ada mobil masuk menuju parkiran, saat aku tahu itu mobil kris aku langsung membalikan badan agar dia tidak mengetahui aku datang lebih dulu.

            Aku mengintipnya dari balik mobilku, dia keluar dari mobil dengan wajah berseri. Dia seperti sedang tertawa dengan seseorang, saat aku lihat lebih jelas. Betapa kagetnya aku itu seorang yeoja berambut panjang dengan manjanya memegang tangan kris. Mereka tertawa bersama seakan mereka pasangan yang bahagia. Berusaha keras aku membulatkan mataku untuk melihat kejadian tadi.

            Air mata tidak bisa aku bendung lagi. Air mata ini jatuh bersamaan seperti hujan deras. Aku menjatuhkan barang-barang yang tadi aku bawa dan segera masuk menuju mobil untuk pergi. Setelah itu aku ngebut dijalanan tanpa tentu arah. Perasaan ini berkecamuk, membuatku menangis sejadi-jadinya. Handphone-ku berdering, itu dari ibu. Aku menyeka air mataku dan mengambil hp.

            Saat aku baru mengangkat hp, tiba-tiba ada yang menyebrang sehingga aku ngerem mendadak lalu kendaraan yang berada dibelakangku menabrak. Setelah itu semuanya gelap.



Author povv

            Sudah 30 menit kris menunggu sooyoung yang belum siuman. Soojin dan ibu sooyoung menundukan kepala sambil tak henti-hentinya berdoa agar sooyoung tidak kembali koma seperti sebelumnya.

            Sooyoung tiba-tiba bangun dan duduk. Dia memegang kepalanya yang terasa pusing. Kris mencoba membantu sooyoung duduk tapi sooyoung malah menolaknya dengan kasar.

            “Stay away from me” Sooyoung membetulkan letak duduknya yang dibantu oleh kakak perempuannya choi soojin, lalu melihat ke arah kris.

            “Eh?” Ibu dan soojin melihat kearah sooyoung dengan tatapan bertanya.

            “You can’t hear me? I said stay away now” Sooyoung menekankan nada bicaranya.

            Ibu sooyoung memegang pipi anaknya yang terlihat akan menangis “Kau kenapa nak?”

            “Lebih baik kau pergi kris” Soojin memegang tangan kris untuk membawanya pergi.

            Kris mendongak kaget, dia tidak tahu kenapa sooyoung menjadi sangat tidak suka dia ada disekitarnya. Apakah dia sudah ingat semuanya atau dia memang tidak ingin aku ada disekitarnya?

            “Sebenarnya ada apa?” Soojin bertanya sambil membawakan minuman dan memberikannya pada kris.

            “Ini salahku” Kris meneguk minuman itu sedikit lalu membuang nafas.

            “Baiklah kau tidak usah menceritakannya karena aku sudah tahu” Kris kembali kaget dan melihat soojin yang terlihat santai-santai saja “Tapi satu hal yang aku tidak mengerti. Jessica bukannya sudah mempunyai tunangan? Lalu kenapa kau masih menyukainya?”

            “Aku baru tersadar kalau sooyoung lah yang aku cintai dan bukan Jessica. Aku menyayangi Jessica mungkin karena kami telah berteman sejak kecil”

            “Tenanglah masih belum terlambat” Soojin meneguk air minumnya yang terakhir lalu menepuk pundak kris.



Kris povv

            “Tenanglah masih belum terlambat” Soojin noona menepuk pundak untuk memberi semangat lalu pergi.

            Aku memegang kepalaku yang terasa penat. Kata-kata sooyoung sungguh membuat hatiku hancur. Sudah ku duga setelah ingatannya kembali aku pasti akan mendapatkan ini.

            Sungguh aku sangat menyesal sooyoungie. Maafkan aku, tolonglah jangan seperti ini. Aku berjalan menuju parkiran dengan sempoyongan. Saat sampai di mobil aku memukul setir dan menunduk sambil menangis.

            Apa aku harus menyerah dan kembali ke Amerika saja. Ini sungguh menyedihkan. Aku tidak dapat berbuat banyak karena yang aku inginkan hanya berada didekat sooyoung saja.

            Aku berencana pulang ke apartemenku dan menjernihkan pikiran. Di sepanjang jalan aku terus berpikir tentang kejadian tadi, mencoba memikirkan perkataan sooyoung.

            Saat sampai aku melihat Jessica sudah ada didepan apartemenku sambil menunjukan ekspresi resah.

            “Hi Jessica! Sudah lama kau menunggu? Maaf tadi aku meninggalkanmu. Apa soojung-ah baik-baik saja? Tadinya aku berencana menuju kamarnya tapi…” kata-kataku terpotong ketika Jessica memegang bibirku dengan telunjuknya.

            “Sudahlah aku mengerti. Lagi pula soojung hanya kecapean karena aktivitas keartisannya saja” Jessica tersenyum lalu aku membuka pintu apartemenku.

            Jessica duduk di sofa dan menyalakan tv. Aku menuju dapur untuk membawakan minuman hangat untuknya seperti biasa.

            “Apartemenmu sedikit berantakan sejak sebulan terakhir ini” Jessica melihat ke sekeliling apartemenku. Apartemen ini belum aku bereskan karena aku terlalu sibuk memikirkan sooyoung sehingga apartemenku ini penuh debu dengan sarang laba-laba “Dia sangat berarti untukmu?”

            “Hmm?” Aku memberikannya minuman dan duduk disampingnya “Dia segalanya untukku”

            “Kau harus mempertahankannya. Ini sebuah perintah!” Jessica  menyimpan gelasnya dan mengambil tasnya menuju pintu apartemen.

            “Kau mau kemana?” Aku berdiri.

            “Bukan urusanmu” Jessica cekikikan dan membuka pintu apartemen.

            “Kau mulai lagi. Baiklah hati-hati dijalan” Apartemenku sepi, yang terdengar hanya suara jam yang semakin lama membuatku setres karena pergerakannya.



Soojin povv

            “Ibu, aku meninggalkan hp ku di rumah sakit” Aku mencari-cari ponsel didalam tas “Aku akan kembali ke rumah sakit karena bos ku pasti akan menelpon” Ibu hanya menjawab dengan anggukan lalu aku berlari menuju rumah sakit.

             Saat berjalan menuju pintu masuk rumah sakit aku melihat Kris sedang mengobrol dengan seorang yeoja yang dari jauh aku kira itu sooyoung. Tapi postur tubuhnya sedikit pendek dan rambut blondenya sangat berbeda. Aku tidak mau ambil pusing karena kupikir itu hanya temannya.

            Kemudian aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan ketika melihat kea rah barat ada sooyoung yang sedang memegang kepalanya. Dia seperti ingin berteriak tapi tertahan oleh sakitnya. Setengah berlari aku menghampirinya. Sooyoung bisa berada diluar dan kris sedang mengobrol dengan yeoja lain. Aku menghentikan lari saat kris dengan cekatan berlari kencang meninggalkan yeoja itu dan menghampiri sooyoung lalu menggendongnya.

            Yeoja itu terlihat bingung dan kalang kabut karena ikut merasa shock juga mungkin. Aku serahkan sooyoung pada Kris dan menghampiri yeoja itu.

            “Maaf, bisa kita bicara sebentar” Yeoja itu sedikit menimbang-nimbang tapi dia akhirnya mengangguk dan mengikutiku.



            “Kau kakak dari Krystal kan? Apa krystal sakit?” Aku bertanya sehati-hati mungkin agar yeoja ini tidak terlalu curiga.

            “Iya, dia kelelahan dan dibawa ke rumah sakit” Yeoja itu menjawab ramah sambil tersenyum “Kalau boleh tahu anda siapa?”

            “Ah ne aku choi soojin” Aku mengulurkan tanganku.

            “Jung Sooyeon” Dia menjabat tanganku “Kau kakak dari sooyoung kan? Kris sering menceritakannya”

            Sedikit shock ternyata dia sudah tahu aku walaupun hanya namaku saja. Aku tersenyum geli dan mencoba menutupi maksudku untuk bertanya-tanya mengenai hubungan dia dan kris.

            “Tapi kris tidak pernah menceritakan tentangmu pada kami” Jessica tersenyum simpul dan menunduk.

            “Aku hanya teman semasa kecilnya”

            “Benarkah? Jadi begitu” Aku manggut-manggut lalu mencoba menebak-nebak bagaimana hubungan mereka sampai saat ini.

            “Aku berencana menikah dan mengundang sooyoung juga…” Ucapannya terhenti seakan kata-kata yang akan dia katakan mungkin membuatku marah.

            “Ne?”

            “Tapi kris tiba-tiba bilang menyukaiku sejak kecil dan aku tidak tahu itu karena yang aku cintai hanya namja yang akan menjadi suamiku nanti” Sooyeon terus menunduk seperti merasa bersalah “2 hari kemudian aku mendengar sooyoung kecelakaan dan aku pikir itu kesalahanku”

            “Gwenchana”

            “Aku harap sooyoung tidak berpikir macam-macam tentangku. Aku mohon jangan membenci Kris tapi bencilah padaku” Sooyeon melihat ke arahku dengan nanar tapi aku menunduk tidak tega melihat wajahnya.

            “Aku tidak akan membenci kalian dan sooyoung juga begitu” Aku menghela nafas dan melihat ke arah Jessica “Dia hanya perlu waktu banyak untuk merasa baikan kembali”



            Perbincangan tadi sungguh pincang untukku. Tapi itu sudah cukup menjawab pertanyaanku yang sedikit menghilang sedikit demi sedikit.

            Ibu sudah berada dikamar sooyoung saat aku masuk. Kris juga berada disitu membantu sooyoung yang baru saja tersadar. Apa sooyoung masih belum ingat tentang Kris?

            “Stay away from me” Aku setengah berlari mengahampiri sooyoung dan membantunya. Ternyata ingatannya sudah pulih.



Author povv

            Sooyoung terlihat bahagia melihat sanak sodara berkumpul untuk menyambutnya. Mereka makan bersama dan tertawa bersama atas kedatangan sooyoung dari rumah sakit. Dia merasa asing dengan rumahnya sendiri karena terlihat berbeda setelah 1 bulan lebih dia tidak pulang.

            Pesta kecil-kecilan itu selesai dan satu-persatu mereka pulang. Sooyoung pergi ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya dikasur kesayangannya itu. Dia menghirup udara dalam sekali seakan baru pertama kali bernafas. Dia memejamkan matanya dan mencoba memasuki alam mimpinya.

            Tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk jendela kamarnya cukup keras. Sooyoung kaget dan loncat menuju pintu kamarnya untuk keluar tapi sebuah suara membuat dia pensaran.

            “Choi Sooyoung” Suara itu seperti sangat familiar untuknya. Dia maju perlahan menuju jendelanya dan membuka tirai dengan hati berdebar-debar. Takut kalau itu hantu yang mengikutinya dari rumah sakit tadi. Saat dibuka ternyata itu Kris yang sedang bertengger menahan keseimbangan mencoba membuka jendelanya.

            Dengan hati kesal sooyoung menyibakkan tirainya dengan kesal.

            “Aku mohon dengarkan aku dulu” Sooyoung mengambil kertas di meja dan menuliskan kata-kata ‘Pergilah! Jangan ganggu aku lagi’

            Dia membuka tirai dan menempelkannya didinding. Mata kris terlihat menyipit saat membaca itu, lalu sooyoung hanya mendelik.

            “Aku susah payah naik kesini. Aku mohon ijinkan aku masuk” Kris berteriak agar sooyoung dapat mendengar dan membuka jendelanya. Sekitar 10 menit tidak ada jawaban dari sooyoung dan tirai jendela masih tertutup.

            Terdengar suara seseorang akan membuka jendelanya dan hati kris kini senang bukan kepalang karena itu sooyoung yang membuka.

            “Cepatlah aku mengantuk” Sooyoung duduk dibibir kasur dan membelakangiku.

            “Look at me, Sooyoung-ah” Kris menghampiri sooyoung dan bersujud didepan sooyoung yang sedang menguap.

            “Apa yang kau lakukan?” Sooyoung mendorong kris lalu sooyoung berdiri. Kris memegang tangannya dan menghentikannya berjalan “Sebenarnya kau mau membicarakan apa?”

            “Jessica akan menikah”suasana hening seketika saat kata-kata itu mulai terucap.

            “Lalu kau mau bilang bahwa kau menyesal karena Jessica akan menikah?” Sooyoung duduk kembali dan merutuki namja yang ada didepannya.

            “Aku mencintaimu. Bagaimana bisa aku menyia-nyiakanmu?” Sooyoung mulai menatap kris yang sedang meyakinkannya “Harusnya kau percaya padaku dan kita berbaikan”

            “Kecelakaan itu membuatku trauma” Sooyoung berpaling lagi.

            “Aku tahu. Maka dari itu ijinkan aku menebus semuanya” Kris memegang wajah sooyoung meyakinkannya kembali.

            “Kesalahanmu terlalu besar” Sooyoung berusaha mmbendung air matanya. Kris memeluk sooyoung lalu tumpahlah semua kesedihan sooyoung selama ini. Air matanya mengalir deras “Nappeun namja”

            “Selama ini aku hanya menganggapmu orang biasa tapi sekarang kau sangat istimewa dan berharga untukku” Tangisan sooyoung semakin keras dan kris memeluknya semakin erat juga.

            Tiba-tiba ada suara dari luar kamar sooyoung, saat diselidiki lebih dalam ternyata itu suara soojin. Sooyoung melepaskan pelukan mereka dan kalang kabut kesana kemari.

            “Kau masuk ke dalam kamar mandi sekarang” Sooyoung mendorong kris yang terlihat bengong dan mencoba melawan.

            “Sooyoung kau kenapa? Boleh aku masuk?” Soojin mengetuk pintu dan mencoba membuka pintu yang tadi sengaja sooyoung kunci.

            “Biar saja soojin nunna tahu” Kris menahan badannya di depan pintu kamar mandi.

            “Aish” Sooyoung menendang kaki kris lalu mendorongnya ke kamar mandi dan menguncinya “Iya tunggu sebentar”

            Sooyoung mengelap air matanya lalu membuka pintu dengan wajah dibuat seperti bangun tidur.

            “Tadi aku dengar kau seperti menangis” Soojin mencoba masuk ke kamar sooyoung tapi sooyoung halangi.

            “Anni. Sepertinya tadi aku mengigau, apa suaraku terdengar sangat keras?” Soojin mengangguk “Aku tidak apa-apa. Eonnie tidurlah lagi” sooyoung langsung menutup pintunya dan menguncinya kembali.

            Soojin bengong dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lalu kembali ke kamarnya yang ada disebelah kamar sooyoung.

            Sooyoung menghela nafas panjang dan kembali teringat kris yang tadi dia kunci di kamar mandi.

            “Kris, kau baik-baik saja?” Tidak ada jawaban dari kris, sooyoung mulai panik dan buru-buru membuka pintu kamar mandi “Kris, kenapa kau tidak…”

            Seketika kris menarik sooyoung dan menciumnya lembut.





-THE END-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar